FF Stole My Heart ( Chapter 6 )

 stole-my-heart

| Title : Stolen My Heart ( Chapter 6)|

| Author : rein aizawa (@reanatami) |

| Rating : PG-15 |

| Main cast : Do Kyung Soo , Park Min Hwa (OC) |

| Support Cast : EXO K & M member, Shin Ran Mi (OC) |

| Length : chaptered |

| Genre : Romance, Non Canon , Mystery, Gore, Hurt/Comfort,School Life(yah walaupun dikit) |

| Disclaimer : Ide FF ini murni hasil khayalan author sendiri dan beberapa teman author lainnya . Plagiarism? Just Out! |

Annyeong reader ^^ . Perkenalkan jeoneun rena imnida.. Butuh perjuangan yang besar buat nyelesain nih FF D: . Tapi syukur deh bisa selesai juga. Jadi mohon kritik dan sarannya yaaa . Pesan dari author DON’T BE SIDERS, OK?!

Credit : Chhnyeol @POSTER STATE

Chapter sebelumnya: Chapter 1 , Chapter 2 , Chapter 3 , Chapter 4, Chapter 5

 

Cerita Singkat : 

Do Corporation adalah salah satu  group sekaligus perusahaan besar di Korea Selatan yang telah menjadi korban pembunuhan berantai . Ternyata Do Kyungsoo  anak ke-2 di keluarga Do ini bisa selamat dari  tragedi yang menimpa keluarganya. Ia yang masih kecil sama sekali tidak mengerti apa dan mengapa hal ini terjadi.  Hal terakhir yang bisa dia ingat setelah sadar hanyalah memori tentang orang tuanya yang dibunuh dengan kejam oleh sekumpulan orang jahat.  KyungSoo kecil pun bersumpah dan bertekad untuk membalaskan dendam keluarganya dan membuat orang yang telah melakukan semua ini merasakan kepedihan yang sama. Untuk membalaskan dendamnya , kyungsoo kecil pun rela di adopsi dan menjadi anak angkat dari Choi Jay Hyun , otak dari kasus pembunuhan keluarganya! Apakah kyungsoo  bisa membalaskan dendam keluarganya atau tidak? Untuk mengetahui kelanjutannya , check this out…!
Ting Tong

 

Terdengar bunyi bel pintu di sebuah rumah yang megah. Dari dalam rumah tampak wanita berkepala empat berjalan tergesa gesa.

Tadinya ia ingin membukakan pintu untuk tamu di luar sana, tetapi niatnya itu terhalang oleh sebuah panggilan telepon dari hp miliknya. Matanya melirik ke layar hp nya itu, sepertinya ia mendapat telepon dari orang yang cukup penting.

Wanita itu tidak langsung mengangkatnya, “Chan, tolong bukakan pintu, itu ada tamu diluar!” Teriak wanita itu kepada orang yang ia panggil Chan.

“Ishh eomma kenapa bukan eomma saja yang membukakannya, kan kini eomma yang jaraknya paling dekat dengan pintu” Jawab seseorang dari arah dapur.

Eomma tidak bisa nak, baru saja eomma mendapat telepon dari Ny. Jung. Kau tahu kan dia itu orang penting bagi eomma” Ibu itu memohon pada anaknya yang satu ini.

Melihat wajah ibunya yang memelas, si anak pun tidak bisa mengelak lagi. “Arraseo..akan kubukakan pintunya” Ucap Chan dengan sedikit terpaksa.

“Terimakasih ya nak” Sang ibu pun tersenyum pada anaknya, sedetik kemudian pikiran wanita itu kembali fokus kepada hp nya itu “Annyeong Ny.Jung, ah maaf ya jika saya baru mengangkat telepon dari anda, pasti Ny.Jung sudah menunggu lama..” Ibu dari Chan itu mencoba berbasa basi dengan Ny.Jung diseberang sana.

Oke kita kembali kepada namja yang bernama Chan itu.

Pria jangkung itu pun berjalan ke arah pintu, ia membuka pintu itu dengan malas, “Eoh Ran Mi-ssi, ada perlu apa kau kemari?” Pria itu sedikit terkejut dengan kedatangan Shin Ran Mi, sahabat dari adik perempuannya.

“Ah.. hehe..annyeong Chanyeol-ssi” Ran Mi terlihat lebih gugup dari biasanya. “Chanyeol-ssi itu ehm..sepertinya adikmu kini butuh istirahat dan juga beberapa obat” Ujar Ran Mi pelan.

“Obat? Memangnya apa yang terjadi dengan Min Hwa?” Raut wajah Chanyeol berubah seketika setelah mendengar adiknya membutuhkan obat. Tampak ia khawatir dengan keadaan adik tercintanya itu.

“Soal itu akan kujelaskan nanti, lebih baik sekarang kau ikut aku ke mobil” Ran Mi menyuruh Chanyeol mengikutinya. Yang disuruh nya pun menuruti perintah dari Ran Mi.

Ran Mi membuka pintu mobil miliknya. Pria jangkung itu melihat ke dalam mobil, sesaat kemudian kedua mata pria itu membulat besar “ Min Hwa!”

Di dalam mobil, terlihat sesosok yeoja manis yang sedang tertidur dengan pulas, ah tidak lebih tepatnya yeoja itu sedang pingsan. Melihat adiknya pingsan, Chanyeol langsung memegang tangan adik perempuannya itu “ Ya ampun Min Hwa, mengapa wajahmu pucat begini” Dielus wajah Min Hwa lembut. Tangan Chanyeol kini berpidah ke kepala adiknya itu.

Disaat ia sedang mengelus rambut hitam adik perempuannya itu, ia merasa ada yang aneh. Ia langsung melihat ke kepala Min Hwa, disana ia menemukan sebuah benjolan yang cukup besar.

Chanyeol langsung menatap Ran Mi tajam, ia meminta penjelasan kepadanya. Ran Mi yang sudah tahu akan seperti ini jadinya , mencoba mengalihkan pembicaraan untuk menghindari amarah dari pria jangkung itu “Ehm sebaiknya kau bawa Min Hwa ke kamarnya sekarang juga Chanyeol-ssi” Saran Ran Mi.

Mendengar perkataan itu, Chanyeol mengangguk paham. Dengan sigap Chanyeol menggendong tubuh adiknya yang mungil itu. Ran Mi pun ikut membantu dengan membawakan tas milik sahabatnya.

Mereka melangkah masuk kedalam melewati Ny.Park yang masih sibuk berbicara dengan client nya itu. Chanyeol tidak mempedulikan ekspresi ibunya yang kebingungan melihat anak bungsunya digendong dalam keadaan pingsan.

Sesampai di kamar Min Hwa, Chanyeol langsung meletakkan tubuh Min Hwa dengan hati hati di ranjang kamarnya. Ia menyelimuti tubuh adiknya itu dengan selimut. Chanyeol benar benar khawatir saat ini.

Tak lama datanglah sang ibu ke dalam kamar. Melihat anaknya dalam keadaan seperti itu, sang ibu langsung berlari menghampiri anaknya. Ia duduk disamping Min Hwa yang sedang pingsan.

Park Chun Hwa yang notabenenya sebagai ibu dari Park Chanyeol dan Park Min Hwa juga melihat sebuah benjolan terpajang manis di kepala anaknya. Ia langsung menyuruh sang kakak untuk mengambilkan sesuatu “ Chan cepat ambilkan air hangat di dapur!” Perintah Chun Hwa.

Chanyeol pun langsung berlari ke dapur. “Ran Mi-sii bisakah kau ambilkan sehelai kain yang ada di dalam laci?” Tanya Chun Hwa pelan kepada Ran Mi. “Baiklah tante” Ran Mi mengambil sehelai kain dari dalam laci.

Tak lama Chanyeol datang dengan membawa sebaskom air hangat. Diberikan air hangat itu kepada ibunya. Chun Hwa pun langsung menggunakan kedua benda itu untuk mengompres benjolan di kepalanya anaknya itu dan juga untuk meredakan panas tubuh anak perempuannya itu.

“Mengapa ia bisa sampai seperti ini?” Tanya Chun Hwa kepada Ran Mi. Ran Mi akhirnya menjelaskan penyebab masalah ini.

“Engg..begini tante” Ran Mi menghela napas pelan “Tadi saat siang Min Hwa bertemu dengan kenangan masa lalunya tante, ia berbicara dengannya cukup lama. Ku lihat ia begitu gugup, tubuhnya sampai mengeluarkan keringat dingin, wajahnya juga memerah”

“Kenangan masa lalu?” Park Chun Hwa tampak bingung, “Nanti akan kujelaskan eomma” Sahut Chanyeol yang paham dengan perkataan Ran Mi. “Uhmm baiklah, oke lanjutkan Ran Mi”

“Daripada keadaannya tambah parah, aku berinisiatif untuk segera membawanya pergi dari kenangannya itu. Dan benar saja setelah kami meninggalkan kenangan masa lalunya, Min Hwa tampak seperti orang aneh. Ia berjalan seenaknya tanpa melihat jalan, selama perjalanan Min Hwa mengoceh sendiri” Jelas Ran Mi.

“Aku sudah mencoba memperingatinya untuk hati hati, eh tapi dia tidak menurut” Kedua orang itu mengangguk paham. Soalnya mereka sendiri tau betul jika Min Hwa adalah yeoja yang keras kepala.

“Kemudian di saat kami sedang berjalan menuju mobilku, tiba tiba Min Hwa terpeleset kulit pisang tante… kepalanya terbentur ke jalan cukup keras.. ya akhirnya dia pingsan begini deh…”lirih Ran Mi.

 

Setelah menjelaskan dengan panjang lebar, Ran Mi menundukkan kepalanya. Ia takut kena marah kedua orang dihadapannya itu.

Semenit kemudian, Ran Mi merasa kedua orang yang sedang ditakutinya itu tidak kunjung mengeluarkan satu kata pun setelah ia menjelaskan hal tadi. Ia pun kebingungan, pada akhirnya Ran Mi memutuskan untuk memberanikan diri menatap ibu dan kakak dari sahabatnya.

Ran Mi mengangkat kepalanya perlahan. Sesaat kemudian, yeoja itu tampak terkejut dengan pemandangan dihadapannya.

Tanpa disangka kedua orang yang kini ditakuti Ran Mi sedari tadi menahan tawa mereka. Mereka sama sekali tidak marah, mereka justru menganggap itu adalah cerita yang lucu.

“Kekekeke ternyata anakku yang satu ini, sifat bodohnya masih menempel juga” Chun Hwa terkekeh. Ia mengelus rambut anak perempuannya itu lembut.

“Ahahaa iya tante, Min Hwa memang bodoh dan juga ceroboh” Ran Mi pura pura ikut tertawa. Walaupun begitu, ia merasa lega karena pada akhirnya ia tidak kena marah.

Selesai bertawa ria, Ran Mi melirik Baby-G nya, “Ehmm tante sepertinya aku harus segera pulang, takut dicari eonnie” Ucap Ran Mi lembut.

“Eoh, cepat sekali. Makan saja dulu disini Ran Mi-ssi, kau pasti lapar kan?” Bujuk Chun Hwa. Tapi Ran Mi menolak permintaan wanita tersebut, “Aniyaa tante, tidak usah repot repot” Senyum Ran Mi.

“Biarkan saja dia pulang eomma, lagipula dia terlihat lelah” Chanyeol membuka suara. Sang ibu pun terpaksa membiarkan sahabat anaknya itu pulang. “Chanyeol tolong antarkan dia ke depan ya” Pinta Chun Hwa kepada anak sulungnya.

Chanyeol menuruti perintah ibunya tersebut, ia mengantarkan gadis itu ke depan. Sebelum pergi, Ran Mi berpamitan terlebih dahulu kepada wanita berkepala empat itu dengan membungkukkan badannya.

“Ran Mi-ssi maafkan sikapku barusan ya” Sesampai di depan pintu rumah, Chanyeol memohon maaf padanya.

Ahh gwenchanayo, itu hanya hal sepele. Tidak perlu di permasalahkan” Ran Mi tersenyum.

Chanyeol cukup senang dengan jawaban Ran Mi. “Jaga adikmu baik baik Chanyeol-ssi” Ujar Ran Mi.

“Ya..ya” Jawab pria jangkung itu.

“Hahh kalau begitu aku pulang dulu yaa..annyeong!” Ran Mi masuk kedalam mobilnya. Tak lama mobil yang dikendarai yeoja itu telah melaju meninggalkan halaman rumah keluarga Park.

 

~~00~~

 

Terdengar suara gemercik air dari arah kamar mandi. Beberapa menit kemudian, keluar sesosok namja dari kamar mandi tersebut.

Tubuh namja itu hanya terbalut oleh handuk. Rambutnya masih basah. Bagian atas tubuhnya tidak terbungkus handuk sehingga dada sixpack nya terekspos dengan sempurna, memancarkan kesan sexy bagi siapa saja yang melihatnya terutama para wanita.

“Oee Kyungsoo-ya..”

“Hmm..”

“Kau tidak mendengarkan penjelasanku dengan baik ya”

“Menurutmu?”

“Ishh..kalau begitu coba sebutkan inti dari rekaman yang barusan ku jelaskan” Tantang namja tinggi bernama Kris.

“Cih, itu mudah” Tampak kyungsoo meremehkan tantangan darinya. “Intinya adalah ayahku sedang merencanakan sebuah misi ‘lagi’ untuk menghancurkan perusahaan nomor 1 di Korea Selatan, Park Corporation, benarkan?” Jelas namja bernama kyungsoo datar.

Geurae” Cowok tinggi itu memberikan applause untuk Tuan Muda nya. Melihat ada yang memuji, kyungsoo tersenyum bangga.

 

Knock Knock

 

“Oh itu ada yang mengetuk Kyungsoo-ya” Ucap Kris.

Dyo dengan keadaan belum memakai pakaian itu berjalan ke arah pintu, ia membuka pintu kamarnya. “Ternyata kau Umin”

Dihadapan dyo tampak Xiumin sedang memegang sebuah berkas. “Tuan Muda ini file mengenai benang merah mu” Xiumin menatap dyo dari ujung rambut sampai ujung kaki.

Ia terlihat tidak suka dengan penampilan Tuan Muda nya saat ini,lebih tepatnya ia merasa jijik, “Kusarankan kau segera memakai pakaianmu Tuan Muda” Saran Xiumin.

“Bukankah aku terlihat sexy jika seperti ini” Dyo kini berlagak seperti model L-Men. Kris pun tertawa melihat tingkah bayi besar itu.

Sang pelayan yang sudah tidak tahan, akhirnya menyeret dyo kedalam dan memilihkan pakaian untuk Tuannya itu, “Cepat pakai ini!” perintah Xiumin.

Dyo terpaksa menuruti perintah baozi itu, ia mengambil pakaian yang di pegang Xiumin  dengan malas sembari cemberut.

Selang beberapa menit, akhirnya Tuan Muda itu telah selesai berpakaian. Ia pun terlihat lebih tampan dan gagah.

Xiumin menghampiri dyo, ia menyerahkan berkas yang sejak tadi ia pegang. Dyo langsung melihat isi berkas itu di atas kasur.

“Eoh Kris mana?”

“Aku menyuruhnya untuk pulang”

Dyo mengangguk paham. Sedetik kemudian pikiran dyo kembali fokus kepada lembaran lembaran kertas di hadapannya kini.

Dibaca satu per satu file yang ada. “Hmm namanya Park Min Hwa… ternyata benar dia adalah gadis yang telah memberikanku kalung ini ” Terulas senyuman kecil di wajah kyungsoo.

“Ohh dia juga anak dari seorang presdir.. oe xiumin ngomong ngomong siapa ayah dari Min Hwa?” Tanya dyo.

“Baca saja halaman berikutnya” Xiumin terlihat malas untuk menjelaskannya. Dyo berdecak kesal mendapat tanggapan seperti itu dari Xiumin.

“Cih, kau ini..” geram dyo.

Dengan terpaksa, dyo membuka halaman berikutnya. Dan benar saja di halaman itu terdapat info mengenai profil anggota keluarga Min Hwa. Dibaca halaman itu dengan saksama.

Sesaat kemudian, mata dari Tuan Muda itu membulat dengan besar. Ia tampak terkejut dengan apa yang baru saja ia baca.

“Xiumin…engg disini tertera jika ayah dari Min Hwa adalah Park Kun Hee, ehmm bukankah Kun Hee itu CEO dari Park Corporation?” Tangan dyo gemetaran memegang berkas itu.

“Yahh memang begitulah kenyataannya” jawab Xiumin.

“Ja..jadi..perusahaan yang akan dihancurkan oleh ayahku berikutnya adalah perusahaan milik keluarga Min Hwa?” Ucap dyo terbata bata. Ia menatap Xiumin.

Xiumin merasa kasihan dengan masalah baru yang diterima Tuan Muda nya ini. Ia menatap iba dyo.

Kyungsoo berhenti membaca berkas itu, ia terlihat shock dengan hal barusan. Kali ini dyo benar benar marah kepada ayah tirinya itu.

Beberapa menit yang lalu, dyo merasa senang karena Min Hwa adalah gadis dari 8 tahun yang lalu. Tetapi senyumannya itu hilang seketika saat mengetahui jika keluarga gadis yang ia cintai akan di hancurkan oleh ayah tirinya sendiri.

Dyo sudah tidak bisa mentoleran kelakuan busuk ayahnya. Yang ada di pikirannya saat ini hanyalah ia harus menyelamatkan Min Hwa. Mata dyo memerah, dyo sedang mencoba menahan emosinya. Dikepalkan kedua tangannya itu.

Xiumin yang sedari tadi memperhatikan reaksi dyo, tidak berani untuk menganggunya dalam keadaan seperti ini. Keduanya saling diam. Tiba tiba…

“Permisi Tuan Muda..” Dari luar kamar, terdengar suara seseorang memanggil dyo.

Melihat orang yang dipanggil masih termenung, Xiumin pun mengambil alih keadaan. Ia membuka pintu kamar untuk melihat siapa yang telah memanggil Tuannya.

“Ada apa?” Tanya Xiumin kepada seorang pelayan dihadapannya. Pelayan itu sedikit terkejut dengan kemunculan Xiumin.

“I..itu Tuan Muda disuruh Nyonya untuk segera datang ke ruang makan, Ketua Xiumin..” ucap sang pelayan ketakutan.

“Katakan saja pada Nyonya, Tuan Muda sedang tidak ingin makan” Perintah Xiumin.

“A..anu Tuan Muda wajib datang ke ruang makan kata Nyonya, soalnya Tuan Besar sudah pulang. Sebenarnya yang meminta Tuan Muda datang adalah Tuan Besar sendiri…” Si pelayan itu menundukkan kepalanya.

Mendengar penjelasan pelayan dihadapannya, membuat Xiumin mematung sesaat. Apa Tuan Jay Hyun sudah pulang? Ishh bagaimana ini?!!Mengapa Tuan Besar muncul disaat dyo benar benar membencinya…batin Xiumin.

Xiumin kebingungan dibuatnya.

Xiumin menoleh ke belakang. Ia menatap dyo yang sampai saat ini masih diam tak berkutik. Sesaat kemudian, dyo bangun dari posisinya. “Ayo Xiumin kita ke ruang makan” Ujar Dyo dingin.

Tadinya ia ingin melarang dyo untuk turun, tetapi saat dyo menatap Xiumin tajam dan dingin, ia pun mengurungkan niatnya.

Dyo melangkah keluar meninggalkan para pelayannya. Xiumin terpaksa mengikuti dyo ke bawah.

Tak lama akhirnya mereka sampai di ruang makan yang ada di lantai dasar.

“Ahh anakku darimana saja kau? Appa sangat merindukanmu..” Suara berat itu keluar dari mulut sesosok pria paruh baya yang sedang duduk di kursi ruang makan.

Dyo menatap dingin pria paruh baya itu “Cih, seharusnya aku yang bertanya seperti itu”, Dyo mengambil tempat duduk tak jauh dari ibunya.

Aigoo dyo-ya berbicalah yang lebih sopan terhadap ayahmu” Shin Jae, ibu tiri dyo itu mengeluhkan sikap anak laki lakinya yang kurang sopan.

Mendapat saran seperti itu, dyo hanya diam. Ia malas untuk menuruti perintah ibunya yang satu ini. Mianhae eomma, tapi aku tidak akan pernah sopan terhadap pria bajingan itu, batin dyo.

“Hei Dyo bagaimana dengan kuliahmu? Apa kau sudah siap untuk bekerja di Choi Corporation? Hahahaa” Jay Hyun terkekeh kecil.

Tidak ada yang namanya Choi Corporation! Lagipula aku tidak sudi bekerja di tempatmu!, gerutu dyo dalam hati.

“Sepertinya belum” Jawab dyo datar. Tampak Jay Hyun sedikit kecewa dengan jawaban anak angkatnya itu, tapi ia memaklumi sebab anaknya adalah tipe orang yang lebih memilih pendidikan di atas apapun.

Jay Hyun menganggukan kepalanya pelan, ia pun kembali melanjutkan kegiatan makannya,begitu pula dengan dyo.

“Oh ya sayang, kemarin kau pergi kemana saja? Kau tahu aku agak kesal karena kau pergi tanpa pamit dahulu padaku” Shin Jae memanyunkan bibirnya. Sang suami tertawa melihat tingkah istrinya.

“Ahahaha…kemarin aku pergi untuk melihat secara langsung lokasi tempat dibangunnya kantor kita yang baru chagi..” Ucap Jay Hyun bohong kepada Shin Jae.

Dyo mengetahui ayahnya sedang berbohong, ia tertawa miris, “Liar

Jay Hyun menoleh ke arah anaknya, “Maaf, tadi kau bilang apa?” Tanya Jay Hyun curiga.

Dyo bangkit dari posisi, kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celananya. Ia menatap kedua orang tua angkatnya itu, “Aku sudah kenyang, aku ingin tidur sekarang juga” Dyo meninggalkan mereka berdua.

Kyungsoo berjalan ke arah kamar tidurnya sendirian. Shin Jae bingung dengan sikap anaknya hari ini, “Xiumin bisakah kau temani dia?” Shin Jae menatap Xiumin yang sejak tadi berdiri di dekat dyo saat makan.

Xiumin mengangguk paham, “Baiklah Nyonya, kalau begitu saya permisi” Penasihat pribadi dyo itu membungkukkan badannya, ia pun segera menyusuli dyo.

Sesampai di depan kamar kyungsoo, “Tuan Muda apa kau baik baik saja?”Xiumin khawatir dengan keadaan dyo saat ini. Ia menahan dyo masuk ke dalam.

Dyo menoleh ke belakang, ia menatap dingin penasihat pribadinya itu, “Tinggalkan aku sendirian”

Itu adalah kata kata terakhir dyo sebelum ia menutup pintu kamarnya kencang. Xiumin menatap kosong pintu kamar tuan mudanya. Ia begitu yakin jika saat ini tuannya sedang tidak baik baik saja.

~~0~~

Min Hwa POV

 

Waktu di jam dinding sudah menunjukkan pukul 8 pagi. Ini adalah waktu dimana seluruh anggota keluarga Park untuk sarapan.

Terlihat seluruh anggota keluarga Park telah berkumpul di meja makan. Mereka semua sedang menikmati roti panggang dengan selai strawberry beserta segelas susu hangat.

“Min Hwa bagaimana keadaanmu? Appa dengar kemarin kau terpeleset kulit pisang, ishh jinjja kau ini memang bodoh ya..” Park Kun Hee, ayahku itu mengusap usap kepalanya.

Appa…” Aku paling kesal dikatai bodoh, ku manyunkan saja bibirku. Bukannya meminta maaf, ayahku malah menertawaiku. Huh kesal!

“Sudah sudah” Ujar ibuku.

 

Ting Tong

 

Aku mendengar bel pintu rumahku berbunyi. Sepertinya ada tamu, tapi tamu macam apa yang datang sepagi ini ke rumahku.

“Apa harus aku lagi yang membukanya?” Sindir oppa kepada eomma.

“Ah kali ini tidak usah, biar bibi Kim yang membukanya” jawab eomma. “Bi tolong buka pintunya!” teriak eomma.

“Baik nyonya” Jawab Bibi Kim setengah teriak. Kulihat Bibi Kim langsung pergi ke depan.

“Eoh bibi Kim sudah pulang? Kapan dia pulangnya eomma?” Tanya ku pada eomma yang sedang meminum susu.

“Tadi sore ia sudah pulang, waktu itu kau masih pingsan di kamarmu” Jawab eomma sembari meletakkan gelas yang sudah kosong itu.

“Ohh” Aku memanggut manggut.

Tak lama setelah kami berbincang, datanglah bibi Kim. “Nona itu ada tamu untuk anda” Ucapnya.

“Untukku?” Tak kusangka ternyata aku mempunyai seorang tamu juga.

“Ya Nona”

“Tamunya laki laki atau perempuan?”

“Laki laki, namanya kalau tidak salah Byun Baekhyun”

 

Deg!

 

HEEEEE APA AKU TIDAK SALAH DENGAR? SI BAEKHYUN ALAY ITU?UNTUK APA DIA DATANG KEMARI?!, pikirku dalam hati.

“Min Hwa bukankah Baekhyun itu namja yang kulihat saat aku menjemputmu kemarin?” Tampaknya yeoliie oppa masih mengingatnya.

Aku mengangguk pelan. Sesaat kemudian, aku pun langsung pergi berlalu menghampiri tamu pagiku itu.

Ishh ternyata benar apa yang bibi Kim bilang, si Baekhyun yang datang..,gusarku.

Ku berjalan mendekatinya yang sedang duduk sambil asik melihat isi rumahku, “Sunbae, ada perlu apa kau kemari sepagi ini?” Aku mengambil tempat duduk yang berhadapan dengan baekhyun sunbae.

Baekhyun tersadar dari lamunannya, ia langsung menatapku “Ehehee Min Hwa-ssi..” Baekhyun tersenyum “Kedatanganku kemari untuk menjemputmu Min Hwa-ssi” Jawabnya.

“Menjemputku?”

“Ya benar” Baekhyun kembali menyunggingkan senyumnya. Jujur aku sedikit terkejut dengan perkataannya.

“Ehmm ngomong ngomong bagaimana sunbae bisa tahu alamat rumahku?” Tanyaku bingung.

“Oh itu, aku tahu dari sahabatmu, Shin Ran Mi” Ahhh itu anak mengapa ia memberitahu alamat rumahku ==.

Kami berdua saling diam, aku bingung harus berkata apa lagi, begitu pula dengannya. Tiba tiba…

“Untuk apa kau menjemput adikku kemari?” Chanyeol oppa muncul secara tiba tiba. Ia melipatkan kedua tangannya di dada.

Kulihat Baekhyun terkejut dengan kedatangan oppa, ia tampak gugup. “Begini hyung, alasanku menjemputnya kemari adalah karena aku merasa bersalah atas apa yang telah kulakukan pada Min Hwa kemarin..”Ucap Baekhyun.

Baekhyun beralih menatapku “Oh ya Min Hwa, maafkan atas keteledoranku kemarin ya, saat itu aku benar benar lupa jika aku mempunyai janji denganmu, mianhae Min Hwa-ssi” Ia tersenyum manis padaku.

Disaat yang bersamaan, aku mematung sesaat. Aku sedikit terhipnotis dengan senyumannya. Aku melihat ketulusan dari kata katanya.

“A…aa soal itu tentu saja aku telah memaafkanmu sunbae” aku tertawa renyah.

“Hahh syukurlah” Baekhyun terlihat senang dengan jawabanku. Kami berdua kembali saling terdiam, tiba tiba…

“Hei jangan mengabaikanku!” Bentak Chanyeol oppa. Suara Chanyeol oppa membuyarkan lamunanku.

Kulihat Chanyeol oppa mengernyitkan dahinya, “Ishh oppa kau mengagetkanku saja, lagipula kami hanya tidak mengajakmu mengobrol untuk beberapa detik saja” keluhku.

“Tapi tetap saja kau mengabaikanku!” Jawab Chanyeol oppa tak mau kalah.

Aku menatap oppaku sebal. Kupalingkan saja wajahku darinya. Dicampakkan seperti itu oleh adiknya, Chanyeol langsung menatap Baekhyun tajam. Sorotan mata pria jangkung itu seolah olah mengatakan ‘Ini semua gara gara kau!’.

Baekhyun kaget ditatap seperti itu. Ia menelan salivanya. Melihat kakak beradik ini bertengkar, Baekhyun jadi bingung. Ia tak tahu jika bakal jadi begini. Aigoo aku harus bagaimanaa??, pikir Baekhyun.

“Hei Minhwa-ssi, kau jadi tidak berangkat bersamaku? Jika iya lebih baik kita berangkat sekarang juga. Kelasku sebentar lagi akan mulai..” Baekhyun membuka suara.

“Omo! Aku baru ingat jam 9 nanti aku ada janji dengan dosen Hwang! Baekhyun-ssi tampaknya pagi ini aku pergi kuliah bersamamu, tunggu sebentar ya..” Aku langsung mengambil langkah seribu menuju kamar. Kuambil tasku yang masih tergantung di pintu kamar.

Kajja Baekhyun sunbae kita berangkat!” Kutarik paksa lengan sunbaeku itu. “Aahh..arraseo”Sahutnya gugup.

Kenapa dia gugup seperti itu? Aneh..,batinku.

Oppa, aku pergi kuliah dulu ya. Aku janji tidak akan pulang larut malam” Kukedipkan mataku pada oppa.

Setelah pamit, aku dan Baekhyun bergegas pergi. Baru saja aku hendak melangkah keluar tiba tiba “Tunggu!” Teriak oppa.

Aku pun menoleh kebelakang, begitu juga Baekhyun. “Kau lupa ini” Kulihat telunjuk Chanyeol oppa mengarah ke pipinya. “Ishhh kau ini, tidak mungkin aku menciummu di depan Baekhyun”

“Eoh mencium? Apa maksudmu?” Baekhyun menatap kami berdua bergantian.

“Bukan apa apa sih” Jawabku. “Kalau bukan apa apa, cepatlah! Jika tidak kau tidak boleh pergi” Chanyeol berlagak marah.

“Aihh kau membuatku malu..baiklah” Ku berjalan mendekati oppa.

Cup!

“Sudahkan? Yosh kalau begitu aku pergi yaa, eomma..appa..aku pergi dulu, annyeong!” Ucapku setengah berteriak.

Kulihat Chanyeol oppa tersenyum, “Hati hati..oh iya dan kau Baekhyun! Jika Minhwa tergores sekecil apapun akan kubunuh kau langsung ditempat!” Chanyeol oppa kini sok mengancamnya.

“Aa..iya aku mengerti” Baekhyun membungkukkan badannya sesaat. Kemudian ia langsung menyusuliku yang sudah berada di halaman depan.

~~00~~

Author POV

 

15 menit kemudian

 

Sebuah mobil camaro memasuki sebuah parkiran. Parkiran itu cukup luas, sebenarnya parkiran ini masih di dalam wilayah Excelord University.

Tak lama keluarlah dua sosok manusia, yang satu laki laki dan yang satu lagi perempuan. “Baekhyun sunbae gomawo ne, maaf jika aku harus pergi duluan ke dalam” Ucap sang yeoja kepada namja yang bernama Baekhyun.

“Ah tunggu Min Hwa-ssi” Tampak Baekhyun menahan kepergian Minhwa dengan memegang lengan wanita itu.

Mwoya?” Minhwa menoleh ke arah Baekhyun.

“Pulang kuliah nanti aku ingin mentraktirmu makan, kau mau tidak?” Tanya Baekhyun dengan keadaan tangan masih berpegang pada lengan sang yeoja.

Jeongmal?” Tanya Minhwa memastikan. “Nde..” Baekhyun mengangguk pelan sambil tersenyum.

“Baiklah aku terima ajakanmu” Min hwa terlihat senang dengan ajakan Baekhyun, “Uhmm sunbae sepertinya aku harus segera masuk kedalam, sudah ditunggu dosen Hwang” Min Hwa hendak pergi meninggalkan Baekhyun.

“Ya sudah, kau pergi saja duluan” Baekhyun melepaskan pegangannya. Min Hwa pun tersenyum padanya. Kemudian wanita itu pergi berlari kedalam gedung meninggalkan Baekhyun bersama mobil camaro nya.

~~00~~

 

Minhwa POV

“Baiklah anak anak kelas untuk hari ini selesai, kalian boleh keluar sekarang” Ucap dosen Im.

Mendengar itu, kututup saja buku yang tadi kupakai selama pelajaran dosen Im berlangsung. Hahh aku merasa sedikit sebal hari ini.

Hari ini aku sebal dengan dosen Im. Kalian tahu kenapa? Jawabannya adalah karena dosen Im telah membagikan tugas yang merepotkan.

Masa sih kita disuruh untuk survei ke salah satu perusahaan yang ada di KorSel kemudian kita diharuskan membuat laporan mengenai segala sesuatu tentang perusahaan yang menjadi narasumber kita itu.

Ishh benar benar merepotkan,gusarku.

Disaat aku sedang mengeluh sendirian, tiba tiba di sampingku muncul seseorang, “Hei Min Hwa, apa kau merasakan hal yang sama denganku?”

“hmm.. maksudmu soal dosen Im?”

Ne,kau tahu aku merasa kau diberi keringanan dalam tugas kali ini..”Ucap Ran Mi. Ia mengambil tempat duduk di sebelah kananku.

“Keringanan apanya kau ini..” Jawabku sembari memanyunkan bibir. Kutatap wajah sahabatku itu .

“Ya kalau kau kan punya perusahaan sendiri, bahkan appa mu adalah seorang presdir dari perusahaan terbesar yang ada di KorSel…” Keluh Ran Mi, “Jadinya kau enak dalam membuat laporannya, tinggal tanya saja pada appa mu” Terang Ran Mi panjang lebar.

Eh iya ya, perkataan Ran Mi ada benarnya juga, batinku. Aku baru sadar jika aku sendiri adalah pewaris dari Park Corporation. Aku tersenyum bahagia mendengar hal itu

Raut wajahku berubah menjadi ceria. Saking bahagianya, ku pelak erat tubuh sahabatku itu. “Kyaaa Ran Mi terimakasih atas pencerahanmu..”

“Hee.. pencerahan apanya?” Tanya Ran Mi bingung. Ia berusaha melepaskan pelukanku yang kelewat erat(?)

“Ahaha ya pokoknya soal itu” Selesai dengan kegiatan memeluknya, aku bangkit dari posisiku.

“Kau mau pergi kemana lagi eoh?” Ran Mi sudah curiga duluan padaku kekekeke. “Aku hanya ingin jalan jalan sendiri keliling kampus” Aku mulai berjalan menuju pintu kelas.

“Hei aku ikut dong!” Teriak Ran Mi dari belakang. “Kusarankan lebih baik kau mencari perusahaan yang akan menjadi narasumbermu daripada ikut denganku ne Ran Mi-ya”

“Ishh kau ini, ya sudah pergi saja sendiri sana, jangan sampai kau rindu padaku ne” Ran Mi kembali berteriak. Tapi dari nada suaranya kali ini ia terdengar seperti sedang kesal.

“Aku yakin 100% saat pulang nanti aku tidak akan merindukanmu huee” Aku menoleh kebelakang sesaat sembari memeletkan ujung lidahku padanya.

Aku tertawa melihat wajah Ran Mi kali ini, ia terlihat benar benar kesal padaku. Bahkan ia sudah mengambil ancang ancang untuk melemparkan sepatunya ke wajahku.

Sebelum wajah mulusku ini terkena lemparan sepatu Ran Mi, aku pun langsung mengambil langkah seribu menuju luar kelas.

~~00~~

Author POV

Berlatar di sebuah taman kampus, tampak sesosok yeoja sedang duduk di bawah pohon. Ia sedang menikmati udara sejuk nan sepoi yang sedang berhembus di sekitarnya.

Hatinya seolah olah tenteram jika dalam suasana seperti saat ini.

Dari kejauhan terlihat seorang namja berkulit putih, berwajah tampan datang menghampiri yeoja yang sedang duduk itu.

Dalam setiap langkahnya, pandangan namja itu tak lepas dari wajah cantik mempesona milik yeoja itu. Sorot matanya itu menggambarkan jika ia benar benar rindu terhadapnya. Ingin rasanya ia segera memeluk tubuh wanita itu erat.

Tanpa sepengetahuan sang wanita, namja itu mengambil duduk persis di samping wanita itu berada. “Kau terlihat menikmatinya” Ucap si namja dengan santai.

Si yeoja yang tadinya sedang memejamkan matanya, membuka matanya perlahan. Ia penasaran dengan suara di sebelahnya.

Leher wanita itu pun menoleh ke samping untuk mengetahui siapa yang barusan berbicara. Tak lama, mata wanita itu membulat dengan besar, wajahnya pun memerah seketika. Dari raut wajahnya ia terlihat terkejut dengan kemunculan orang di sampingnya.

“Kyungsoo…”Nama itu keluar begitu saja dari mulut sang wanita. Ia tampak tidak percaya jika yang ada disampinya kini adalah dia. “Ah.. tidak maksudku dyo sunbae” Wanita itu meralat perkataannya.

“Kau boleh memanggilku Kyungsoo jika kau menyukainya,..” Ucap dyo sembari tersenyum manis, “Minhwa” lanjutnya.

Mendengar itu, rona merah di pipi Minhwa bertambah. Ia merasa senang tapi juga malu mendengarnya.

“Aa.aa..benarkah?” Tanya Minhwa gugup.

Nde..” Jawabnya. Minhwa menundukkan kepalanya, ia benar benar gugup saat ini. Saking gugupnya ia tak tahu harus berkata apa.

“Oh ya Minhwa-ssi, dari gaya bicaramu kau seperti telah mengenalku lama, apa kita pernah bertemu sebelumnya?” Tanya kyungsoo sambil memiringkan wajahnya.

“Kurasa iya” Jawabnya pelan. Kini Minhwa mulai berani mengangkat kepalanya, yah walaupun ia belum berani menatap mata namja disampingnya itu.

Jinjja? Memangnya kita pernah bertemu dimana? Hahh kok aku tidak ingat ya..” Dyo menyandarkan punggungnya ke kursi.

“Mungkin kau lupa karena itu memang sudah terjadi lama sekali”

 

~~00~~

Kyungsoo POV

 

Jinjja? Memangnya kita pernah bertemu dimana? Hahh kok aku tidak ingat ya..” Kusandarkan punggungku ke kursi.

“Mungkin kau lupa karena itu memang sudah terjadi lama sekali”

Mendengar kata kata itu keluar dari mulutnya, aku pun langsung menatapnya sendu. Ia terlihat sedih saat mengucapkannya.

Tidak kau salah Minhwa, sampai saat ini pun aku masih mengingatnya..yak aku masih ingat semuanya bahkan senyumanmu 8 tahun yang lalu masih terbayang dalam pikiranku,batinku.

Kutatap terus wajahnya yang indah itu. Ia terlihat begitu manis saat ini. Ingin sekali aku memeluknya.

“Ehm..ah kyungsoo..” Aku sedikit kaget mendengarnya, Minhwa mau memanggilku dengan nama kyungsoo.

“Ya Minhwa?” Sahutku. Kusunggingkan senyuman terbaikku kepadanya. Melihatku tersenyum, wajahnya kembali memerah. Kau benar benar lucu,batinku.

“Me..mengapa kau tiba tiba ada disini..?” Tanyanya hati hati.

“Oh soal itu..” Aku menghela napas pelan, “Tadinya aku sedang tidak ada kerjaan, karena bingung harus melakukan apa, kuputuskan untuk pergi ke taman kampus saja. Sesampai disini kulihat kau sedang duduk sendiri di bawah pohon, karena tidak ada yang menemani ya sudah ku duduk saja disampingmu” Jelasku sembari menatap lurus kedepan.

“Kenapa kau memilih duduk disini sedangkan kursi lain masih banyak yang kosong lalu…EHHH” Kutatap matanya tajam, aku menggeserkan posisi dudukku supaya lebih dekat dengannya. Kudekati wajahnya perlahan.

Disaat jarak antara wajah kami tinggal 2cm, mulutku membuka.. “Karena aku hanya ingin bersamamu” Kukedipkan sebelah mataku padanya.

Dalam seketika, wajah wanita dihadapanku ini memerah dengan sempurna. Mungkin jika aku menyentuhnya, jariku ini bisa terbakar.

Kugeserkan kembali posisi dudukku seperti semula. Aku terkekeh pelan melihat reaksi Minhwa barusan.

“Minhwa hari ini kau pulangnya dijemput tidak?” Aku kembali menatap wajahnya. Arggh kini aku kecanduan.

“Sepertinya tidak..”Jawabnya pelan.

Aku kembali tersenyum,kumanfaatkan saja moment ini, “Kalau begitu kau mau pulang denganku?” Tanyaku. Semoga saja ia menerima ajakanku ini.

“Ehmm baiklah” Apa? Dia menerimanya? Yesss dia mau pulang bersamaku. Aku benar benar tidak menyangkanya. Kali ini aku begitu bahagia.

“Mau kuantar kau pulang sekarang? Kau sudah tidak ada kelas lagi bukan..”Tanyaku memastikan.

“Boleh..lagipula aku sudah tidak ada kelas lagi” Ucapnya sembari tersenyum.

Eh tunggu sebentar, aku merasa ada sesuatu yang berbeda. Aku mencoba berpikir..1 detik..2 detik..3 detik..

HEEEEE DIA TERSENYUM??? ARGHH DIA TERSENYUM PADAKU!! AHH INI HARI YANG INDAH…

Kubangkit dari posisiku, “Kalau begitu ayo kita pulang Minhwa..” Ajakku sembari mengulurkan sebelah tanganku padanya. Tak lupa aku menyunggingkan senyumanku yang indah ini.

Nde..

~~00~~

 

Diantara lorong lorong bangunan kampus, terlihat seosok yeoja manis berjalan. Dilihat dari raut wajah dan juga aura tubuh di sekitarnya, bisa dipastikan yeoja itu kini sedang kesal.

“Arghh dasar kau Minhwa, selalu saja meninggalkanku sendirian” Sepanjang perjalanan, mulut yeoja itu tak berhenti mengoceh.

“Perusahaan mana coba yang ingin menjadi narasumberku..” Ucapnya sembari cemberut.

Karena terlalu fokus dalam kekesalannya (?), tanpa sadar tubuh wanita itu telah menabrak seseorang dihadapannya.  “Aww” Rintih sang korban (?)

“Ah ya ampun aku minta maaf ya” Ucap yeoja itu. Kini ia tersadar dari lamunannya.

Gwenchanayo” Jawab sang korban. Wanita itu menatap wajah si korban, “heee..kau kan member dari JONGSEHYUN??” Tunjuk wanita itu.

Si korban bingung dengan pertanyaan wanita dihadapannya, ia pun menatap wajah si wanita, “Eoh Shin Ran Mi?” Kini si korban yang menunjuk kepada yeoja yang bernama Ran Mi.

“Baekhyun?”

“Ehehe kita beretemu lagi ya Ran Mi” ucap Baekhyun sedikit merayu.

“Ishh..” Ran Mi langsung menjaga jarak dengan namja dihadapannya.

“Hei Ran Mi kebetulan kau disini, ada yang ingin kutanyakan padamu” Baekhyun maju mendekat.

“Apa itu” Tanya Ran Mi sembari melangkah mundur.

“Barusan kau melihat Minhwa tidak?” Ran Mi menggeleng pelan, “Aihh dimana ya dia..” Kini baekhyun menggerutu sendiri. Ia mengusap rambutnya kasar.

Melihat baekhyun seperti itu, Ran Mi merasa sangat-super-sedikit-kasihan padanya. Ia pun menghampiri baekhyun yang sedang menggerutu itu.

“Hei baekhyun” Disentuh pundak namja itu. “Hmmm?” Baekhyun menatap Ran Mi malas.

“Beberapa menit yang lalu aku melihat Minhwa sih..”Ucap Ran Mi. Namja itu berhenti menggerutu, kini ia lebih tertarik dengan perkataan yeoja dihadapannya. “Dimana??” Tanya Baekhyun antusias.

“Tadi aku melihatnya pulang bersama seorang namja, tapi aku tidak tahu siapa laki laki yang pergi bersama Minhwa..”Jawab Ran Mi.

Baekhyun diam sesaat, Dia pulang duluan bersama namja lain?kenapa ia tidak memberitahuku sebelumnya?,pikir Baekhyun.

“Oi mengapa kau malah diam” Ran Mi menggoyang-goyangkan tubuh Baekhyun.Setelah beberapa detik, Baekhyun sadar dari lamunannya, “Ehmm oh Ran Mi terimakasih atas infonya ne” Ucap Baekhyun sembari tersenyum.

Ne cheonma”Sahut Ran Mi.

“Kalau begitu aku pergi duluan ya Ran Mi-ssi, ehmm apa kau mau kuantar?” Baekhyun kembali menggoda Ran Mi.

“Ahh tidak usah, aku bawa mobil sendiri kok”Ran Mi buru buru mengelaknya. “Ya sudah jika begitu, annyeong!” Dalam seketika Baekhyun pun sudah menghilang dari pandangan Ran Mi.

Namja itu cepat sekali menghilangnya. “Aigoo aku benar benar menyedihkan ya, sudah di tinggal Min Hwa eh sekarang ditinggal baekhyun sunbae..ckck” Ran Mi merutuki dirinya sendiri.

Daripada mengoceh sendirian terus, Ran Mi pun lebih memilih melanjutkan perjalanannya menuju parkiran.

~~00~~

 

Terlihat sebuah mobil berjalan keluar melewati gerbang Excelord University. Mobil itu dikendarai oleh seorang wanita, ia tak lain adalah Shin Ran Mi.

Disaat mobil Ran Mi hendak melewati sebuah halte bus, Ran Mi melambatkan laju mobilnya. Mata Ran Mi menatap ke arah halte bus yang ada di depannya itu.

Di halte bus itu tampak sesosok pria tampan berdiri . Disamping pria itu sudah tersusun beberapa koper. “Loh kok jam segini masih saja ada orang di halte? Padahalkan sudah tidak ada bis lagi yang lewat sini…” Pandangan Ran Mi masih terfokus kepada pria itu.

“Sepertinya ia bukan orang sini, ahh aku harus memberitahunya” Ran Mi akhirnya meminggirkan mobilnya tak jauh dari halte bus itu. Ia berlari menghampiri orang yang ada di halte.

“Permisi Tuan” Sapa Ran Mi.

Merasa dipanggil, pria itu pun menoleh kesamping, “Iya?” Sahut pria itu. Mendengar suara itu, Ran Mi mematung sesaat. Selain ia terhipnotis dengan suara lembut yang keluar dari mulut pria itu, Ran Mi lebih terhipnotis oleh ketampanan wajah pria dihadapannya kini.

“Ehmm ah itu..aku ingin memberitahumu, seharusnya tuan tidak berada disini..soalnya jam segini sudah tidak ada bis lagi yang lewat” Jelas Ran Mi.

Jinjja?” Tanya pria itu. “Nde” Jawab Ran Mi sembari menganggukan kepalanya. Kedua makhluk itu saling diam. Tak lama Ran Mi membuka suara..

“Memangnya tuan mau pergi kemana dengan bawaan sebanyak itu?” Pandangan mata Ran Mi beralih ke koper koper yang menumpuk itu.

“Sebenarnya aku hendak pulang ke rumahku yang ada di Cheongdamdong, tadinya sih aku akan diantar pulang oleh temanku yang bersekolah di kampus itu. Namun tampaknya ia lupa dengan kedatanganku..” Ucapan pria itu terhenti, “Oleh karena itu aku memutuskan untuk pulang naik bis saja, eh ternyata jam segini sudah tidak ada bis lagi ya hmm..” Wajah pria itu terlihat lesu.

“Ehehe iya..” Ran Mi tertawa renyah. Sedetik kemudian muncul sebuah ide yang melintas di otak Ran Mi. “Ehmm tuan, bagaimana jika tuan saya antar pulang?” Tawar Ran Mi pada pria itu.

“Benarkah? Ah sebaiknya tidak usah, aku takut merepotkanmu..”Pria itu menolak halus tawaran Ran Mi.

“Sudah tidak apa apa” Ran Mi memaksa pria itu untuk pulang dengannya. “Baiklah jika kau memaksa” Akhirnya pria itu menerima tawaran Ran Mi.

Ran Mi tersenyum mendengarnya, “Oh ya sebelumnya boleh aku tahu siapa namamu?” Tanya namja itu sambil tersenyum. Kalau diperhatikan, sejak ia bertemu Ran Mi, pria itu tak berhenti tersenyum. Bahkan pandangan matanya tak pernah lepas dari Ran Mi.

“Shin Ran Mi, kau bisa memanggilku Ran Mi” Ran Mi menjulurkan tangan kanannya untuk bersalaman, “Dan kau…?”

“Oh perkenalkan namaku Luhan”

.

.

.

 

TBC

 

 

Akhirnya selesaii yaa.ah entah kenapa aku ngerasa chapter ini kurang rapih dalam penyusunan katanya. Maaf ya kalo kata kata yang dipake standar. Lagi kehabisan ide soalnya.

Semoga kalian bisa nangkap maksud dari cerita di chapter ini ya walaupun kata katanya agak berantakan. -u-

Oh ya disini pasti ada yg bingung dengan sikap dyo terhadap minhwa di chapter ini, kan kalau di chapter kemarin dyo nya gugup gitu kalo ketemu Minhwa. Nah pas di chapter ini, dyo  nya bedaa. Disitu dijelasin dyo udah ga gugup lagi yaa… Mengapa seperti itu?

Soalnya sejak dyo tahu Minhwa adalahgadis 8 tahun lalu dan minhwa akan jadi korban dri ayah tirinya dyo selanjutnya,dyo udah ga punya keraguan lgi. Karena dyo ingin ngelindungin minhwa, ia pun udah yakin buat ngedeketin minhwa, udah ga ragu lgi.ya jadinya ga gugup deh..

Aduh pada ngerti ga ya /-\. Kok aku jadi aneh gini sihhh. Ahh mianhae /-\

Yowes moga kalian suka dan puas dengan chapter ini. Kalo belum puas, aku puasin deh di next chapter :3.

oke segitu dulu cuap cuapnya, jangan lupa buat tinggalin comment yaa byee.

6 respons untuk ‘FF Stole My Heart ( Chapter 6 )

  1. Ah Luhan sudah pulang, kukira Luhan tau kalau DO diadopsi tapi DO ga tau kalau Luhan sudah pulang. Kan ada Sehun yang jadi mata mata Luhan. Tadinya sempet mikir Ran Mi berani sekali memberi tumpangan pada orang asing.

    • dyo emang belum tau luhan pulang, tapi nanti luhan ga langsung muncul dihadapan dyo gitu aja.

      Ran Mi berani kyk gitu, soalnya cowo cakep sih :3

Tinggalkan komentar