FF “Stole My Heart (Chapter 4)”

98

| Title : Stolen My Heart ( Chapter 4)|

| Author : rein aizawa (@reanatami) |

| Rating : PG-15 |

| Main cast : Do Kyung Soo , Park Min Hwa (OC) |

| Support Cast : EXO K & M member, Shin Ran Mi (OC) |

| Length : chaptered |

| Genre : Romance, Non Canon , Mystery, Gore, Hurt/Comfort,School Life(yah walaupun dikit) |

| Disclaimer : Ide FF ini murni hasil khayalan author sendiri dan beberapa teman author lainnya . Plagiarism? Just Out! |

Annyeong reader ^^ . Perkenalkan jeoneun rena imnida. Ini tuh FF keempat author loh, wah ga nyangka sekian lama ngetik akhirnya selesai juga nih FF. Butuh perjuangan yang besar buat nyelesain nih FF D: . Tapi syukur deh bisa selesai juga. Jadi mohon kritik dan sarannya yaaa . Pesan dari author DON’T BE SIDERS, OK?!

 

Chapter sebelumnya: Chapter 1 , Chapter 2 , Chapter 3

Cerita Singkat : 

Do Corporation adalah salah satu  group sekaligus perusahaan besar di Korea Selatan yang telah menjadi korban pembunuhan berantai . Ternyata Do Kyungsoo  anak ke-2 di keluarga Do ini bisa selamat dari  tragedi yang menimpa keluarganya. Ia yang masih kecil sama sekali tidak mengerti apa dan mengapa hal ini terjadi.  Hal terakhir yang bisa dia ingat setelah sadar hanyalah memori tentang orang tuanya yang dibunuh dengan kejam oleh sekumpulan orang jahat.  KyungSoo kecil pun bersumpah dan bertekad untuk membalaskan dendam keluarganya dan membuat orang yang telah melakukan semua ini merasakan kepedihan yang sama. Untuk membalaskan dendamnya , kyungsoo kecil pun rela di adopsi dan menjadi anak angkat dari Choi Jay Hyun , otak dari kasus pembunuhan keluarganya! Apakah kyungsoo  bisa membalaskan dendam keluarganya atau tidak? Untuk mengetahui kelanjutannya , check this out…!
~ ~ 000 ~ ~

 

Flashback~

 

“Ehmm mengapa kau bisa masuk kelas begitu saja tanpa ikut dihukum sepertiku hah? Kau kan juga telat” Protesku. Kini pandanganku beralih ke Donghae seongsaenim . Yap dosen menyeramkan itu bernama Donghae.

“Neo seongsaenim , kok dia tidak ikut dihukum juga?” Donghae seongsaenim tidak merespon. Menyebalkan.

“OE SEONGSAENIM!!” tampaknya teriakanku barusan berhasil mengalihkan perhatian dosen itu.

“Aissh dia sudah sering telat seperti ini, lagipula dia mahasiswa lama” Jawab dosen itu setengah berteriak.

“MWO? Ternyata ada diskriminasi di kelas ini hue” Sindirku. “ Hei kau!” Donghae seongsaenim sepertinya tersinggung oleh perkataanku barusan.

“Bukankah sebelumnya kau mengatakan padaku bahwa antara mahasiswa/i baru dengan yang lama sama saja, ‘tidak ada bedanya’” Jelasku sembari memberikan penekanan pada kata ‘tidak ada bedanya’.

Mendengar pernyataanku barusan, tampak murid murid yang ada disitu mulai menyoraki dosen sialan itu. Donghae sepertinya tidak mau image nya itu hancur dihadapan anak didiknya.

“Kau ini..!” Donghae seongsaenim berdecak kesal.“ Ya sudah kau yang ada disana cepat kemari!” tunjuk dosen itu kearah namja barusan.

Namja  itu menuruti perintah Donghae seongsaenim. Ia berjalan dengan malas. Kini posisinya tepat berada di sampingku.

“Siapa namamu?” tanya Donghae seongsaenim.

“ Choi Kyungsoo imnida” Jawab namja itu sambil melepaskan kacamata hitamnya.

 

Deg!

 

A…Apa aku tidak salah dengar?! Barusan ia menyebutkan nama Choi Kyungsoo…

 

Choi Kyungsoo….Kyungsoo..sunbae itukah kau?

 

Flashback end~

 

 

~ ~ STOLE MY HEART CHAPTER 4 ~ ~

Author POV

 

Drap drap

 

Terdengar derap langkah seseorang diantara lorong lorong kampus. Tampak dari kejauhan sesosok pria tampan berjalan dengan santai, jika dilihat lebih dekat lagi sepertinya pria itu sedang mendengarkan alunan musik yang keluar dari headphone yang sedang ia pakai saat ini.

Sesekali ia bersenandung pelan. Tak disangka pria ini memiliki suara yang begitu indah. Pria berkulit putih itu menggunakan shirt putih bergaris hitam dilapisi jaket putih yang senada dengan shirtnya itu. Rambutnya di poni biasa. Yah sama seperti gaya rambut anak remaja sekolah menengah.

“OE DYO, CHAKKAMAN !” dari arah belakang tampak seorang pria berusia 23 tahun berteriak ke arah pria berkulit putih tadi.

Merasa namanya dipanggil, pria berkulit putih itu pun menoleh ke belakang.”Mbb ada apa Chen?” Tanya dyo.

“Aisshh kau memang pelupa ya dyo-ya!” gerutu chen. “ Lagi lagi kau melupakan bekal makan siangmu dyo”lanjut chen.

Tiba tiba…

“EHMM..MMBBB HEI DYO!” Secara tiba tiba dyo membekap mulut chen. Ia pun mendorong tubuh chen ke dinding lorong kampus.

Pabo! Kenapa kau mengatakan hal memalukan itu di tempat umum seperti ini huh??!!” Bisik Dyo sambil melotot.Chen berusaha melepaskan tangan dyo dari mulutnya.

“Ah lepaskan!” Dyo pun melepaskan tangannya dari mulut orang dihadapannya itu. “Apanya yag memalukan..bukankah kau sendiri yang memintaku untuk selalu menyiapkan bekal makan siang untukmu? Saat itu kau bilang jika kau membenci jajanan di kampus, menurutmu junk food tidak baik bagi kesehatanmu. Eh giliran aku membuatkannya, kau malah mengatakan jika makanan buatan rumah menjijikan ishh..” Jelas Chen panjang lebar.

“ya..ya kau benar, tapi aku tidak mau melihatmu lagi mengantarkan bekalku ke kampus. Jika ada yang melihatnya bisa bisa aku jadi bahan ejekan satu kampus, kau tahu?!” Dyo menarik paksa bekal yang sedari tadi dipegang chen. Kemudian ia masukkan ke dalam tas.

“Ck, dasar kau iblis bermuka dua” Mendengar itu, Dyo langsung memberikan death glare pada chen.

“Ya sudah kalau begitu aku akan pulang, bye dyo pabo!” Sebelum dyo menghajarnya, chen sudah berlari duluan ke luar kampus. Melihat kelakuan konyol sekaligus mengesalkan itu, dyo hanya bisa mendengus kasar.

 

~~00~~

 

Kyungsoo POV

“Ck, dasar kau iblis bermuka dua” Mendengar itu, aku langsung memberikan death glare ku padanya.

“Ya sudah kalau begitu aku akan pulang, bye dyo pabo!” Arrggh orang itu masih saja mengataiku bodoh. Ku kepalkan tanganku kuat, ingin sekali aku menghajar wajahnya itu.

Ah dia malah kabur, awas kau chen! Huh…gerutuku dalam hati.

Daripada aku semakin emosi dibuatnya, lebih baik aku segera menuju ke kelas.

Oh ya sebelumnya perkenalkan aku adalah Choi Kyungsoo, pria tampan yang berkulit putih bak salju. Usiaku baru menginjak 20 tahun. Biasanya orang seusiaku baru saja duduk di bangku kuliahan. Tetapi aku berbeda, ini adalah semester ke-2 bagiku di kampus ini.

Aku biasa dipanggil D.O /dyo oleh sahabatku. Walaupun begitu sebenarnya nama asliku bukanlah Choi Kyungsoo…

8 tahun yang lalu, margaku adalah Do, sehingga namaku pun Do Kyungsoo. Dulu aku adalah anak dari pemimpin perusahaan Do Corporation, yaitu Do Kyung Bae. Ibuku adalah sesosok wanita cantik yang lembut, namanya adalah Hwang Seoh Yoon. Aku pun memiliki seorang hyung yang manly bernama Xi Luhan.

Pasti kalian bingung mengapa aku bisa ganti marga seperti ini.

Ah jawabannya adalah, pada suatu malam di 8 tahun yang lalu, telah terjadi suatu insiden yang menyeramkan di keluargaku yang dulu. Aku memang tidak hafal betul kronologi kejadian pada malam itu. Yang bisa kuingat sampai saat ini adalah kedua orangtua ku dibunuh secara kejam oleh sekumpulan penjahat. Aku hanya bisa menerima kenyataan pahit bahwa appa dan eomma sudah tidak lagi berada disisiku. Kejadian itu terjadi saat usiaku masih 12 tahun.

 

Flashback

 

Piip Piip~

 

Terdengar bunyi dari benda yang ada di dekat TV. “itu ada fax masuk eomma..” ucapku.

Dengan malas, Seoh Yoon ibuku berjalan ke tempat mesin fax berada. Ia mengambil kertasnya. Ibu yang sebelumnya sudah sangat mengantuk, tiba tiba ia membulatkan matanya. Kedua tangannya gemetaran memegang kedua kertas itu.

“tidak..i..ini tidak mungkin” Air mata ibu mulai berjatuhan. “TIDAKKKK KYUNG BAE!!!”

Teriakan ibuku membuatku terkejut. Karena khawatir dengan keadaan ibu, aku langsung menghampiri ibu.

“eomma, apa yang sedang eomma liii…..” omonganku  terputus. Aku begitu tersentak melihat isi kertas fax yang sedang di pegang eomma. Aku mundur perlahan, seluruh tubuku kini mengeluarkan keringat dingin.

“Bukankah itu appa ?” tanyaku ragu . Kertas yang tadi dipegang eomma jatuh begitu saja. Kini badannya lemas.

Ternyata isi dari kertas itu adalah sebuah foto. Foto itu menunjukkan gambar seorang pria paruh baya yang terikat oleh tali di sebuah kursi. Keadaan tubuh pria itu penuh dengan darah, bisa dipastikan ia telah meninggal. Di balik foto terdapat tulisan berwarna merah, isinya adalah ‘CEPAT SERAHKAN SEMUA SAHAMMU! JIKA TIDAK KAU AKAN BERAKHIR SAMA SEPERTI SUAMIMU ITU!’

 

Flashback End~

 

Yap orang yang ada didalam foto itu adalah Do Kyung Bae. Appa ku adalah anggota keluarga Do yang pertama kali dibunuh oleh mereka. Kejam bukan?

 

Flashback

 

Tak lama terdengar suara mobil berhenti di depan rumahku.

Ibu yang sudah menebak siapa diluar sana, langsung menarik tanganku dengan paksa. Aku pun hanya menuruti apa yang dilakukan ibu saat ini. Eomma memasukkanku kedalam lemari yang cukup besar.

“Apapun yang terjadi , kau jangan pernah keluar dari lemari ini, mengerti?!”  Kumengangguk pelan. Ibu langsung mencium keningku dan pergi berlalu meninggalkanku sendirian.

Ibu mengambil sebuah pisau untuk jaga jaga. Tiba tiba pintu rumah kami di dobrak dengan kasar oleh orang yang tak dikenal.

“Kami rasa kau telah menerima fax dari kami, kalau begitu cepat lakukan apa yang tertulis di foto itu!” Bentak salah satu dari mereka. Komplotan penjahat itu membawa senjata api.

“TIDAK , AKU TIDAK AKAN PERNAH MENYERAHKANNYA!” Kudengar eomma  berteriak .

“Cih kau cari mati ya ?” Penjahat itu meludah kearah eomma.

“Tidak , justru kalian yang akan mati! Rasakan ini, kyaaaa!” Tanpa diduga eomma berlari kearah penjahat itu sambil menodongkan pisau yang tadi ia bawa.

DORR

 

Darah segar mengalir dari kepala Ibu . Wanita ber anak 2 itu kini terbaring tak bernyawa dihadapan mereka.

Aku yang mendengar suara letusan, semakin ketakutan. Saat itu aku hanya bisa menangis dan menangis.

 

Flashback end~

 

Ibuku adalah orang kedua yang mereka bunuh. Sejak kejadian malam itu, aku merasa semua yang kumiliki di dunia ini, hal yang paling aku sayangi dan cintai telah sirna.

Aku sadar jika mereka berdua tidak akan pernah kembali lagi, oleh karena itu… aku mencoba untuk tetap tegar, dengan berat hati aku harus menerima kenyataan bahwa tidak akan ada lagi ibu yang selalu menyiapkan sarapan, tidak ada lagi ayah yang selalu membelikanku mainan, dan tidak ada lagi senyuman yang terpancar dengan indah dari wajah mereka yang bisa kulihat.

Dunia ini memang begitu kejam.

Tapi aku juga bersyukur karena Tuhan masih memberikanku kesempatan untuk hidup di dunia ini. Yap, aku bisa selamat dari semua itu…

 

Flashback

 

Aku berlari keluar rumah dengan keadaan tangan menutupi mulut dan hidung.

“ukhuu..ukhuu” Batukku ini semakin parah. Aku terlalu banyak menghirup asap. Akhirnya aku pun berhasil mencapai halaman rumah.

Sedetik kemudian aku merasa kepalaku begitu berat, pandanganku menjadi kabur. Aku terjatuh begitu saja. Aku tidak bisa menggerakkan tubuhku, kini tubuhku begitu lemah.

Samar –samar aku melihat beberapa pria tak dikenal menghampiriku. Walaupun kini keadaanku setengah sadar, aku masih bisa mendengar apa yang mereka ucapkan.

“Dia begitu lemah dan tak berdaya, tapi dia juga terlihat polos. Hmm aku akan meng-adopsinya”

“Apa boss yakin? Bagaimana jika suatu saat ia membalaskan dendamnya pada boss karena boss telah membunuh orangtuanya”

“Akan kupastikan dia tidak akan ingat, cepat angkat dia!”

Itulah kata terakhir yang ku dengar. Aku pun terkejut saat mengetahui dialah pemimpin para komplotan penjahat itu.

 

Flashback End~

 

Aku dijadikan anak angkat oleh boss dari pimpinan penjahat itu, Choi Jay Hyun namanya.

Memang selama 8 tahun ini dia menunjukkan sikap seorang ayah padaku, terlihat dari mimik wajahnya jika ia tulus ingin merawatku. Ah tapi tetap saja.. mana ada sih anak yang ingin dirawat dan dibesarkan oleh keluarga pembunuh, apalagi orang tua angkat kitalah yang telah menghancurkan keluarga kita sendiri.

Hari pertama tinggal di rumah si Jay Hyun itu, aku merasa aku adalah anak yang paling sial di dunia ini. Sudah tidak ada harapan lagi bagiku. Waktu itu aku hanya bisa menangis dan merengek minta pulang. Aku benci ada disini!

 

Flashback

 

First day at Jay Hyun House.

 

“HUAA HUAAA AKU INGIN PULANG!!”  Aku menangis sambil berteriak teriak di dalam rumah yang baruku yang berukuran sangat besar itu.

“Cup cup, Tuan Muda jangan menangis terus yaaa..nanti air mata Tuan Muda habis lo” ucap salah satu pelayan di rumah itu.

“AKU TIDAK PEDULI! HUAA AKU INGIN BERTEMU APPA DAN EOMMA” Tangisanku semakin menjadi.

Kulihat para pelayan itu menatapku iba, mereka seperti tidak tega melihat anak kecil sepertiku mengalami nasib yang seburuk ini.

Aku kembali menangis sembari menutupi wajahku ini dengan kedua telapak tanganku. Tiba tiba…

“Kyungsoo-ya..” Aku merasa ada seseorang yang memelukku. Pelukannya begitu hangat. Ia pun memanggilku dengan suara yang lembut.

Aku berhenti menangis. Ku angkat kepalaku sedikit agar bisa melihat siapa yang baru saja memanggilku. “Eoh nugu?” Tanyaku terisak isak.

“Perkenalkan namaku adalah Choi Shin Jae…” jawab wanita yang sudah berkepala empat itu. “Aku adalah ibu barumu, Kyungsoo-ya” Wanita itu kini tersenyum padaku.

“Ibu baru?” Tanyaku bingung. “Nde aku adalah ibu barumu, mulai saat ini kyungsoo adalah anak dari Choi Shin Jae, dan Shin Jae adalah ibu baru bagi kyungsoo” Jelas wanita itu sambil mengelus kepalaku.

“Mbb jadi sekarang dyo punya ibu baru ya…lalu ibu lama dyo ada dimana?” tanyaku polos.

Shin Jae menghembuskan nafas pelan. Mendengar kata kata itu keluar dari mulut seorang bocah kecil sepertiku, mata Shin Jae berkaca-kaca.

“Dyo dengarkan ibu ya..” aku mengangguk pelan “ Saat ini ayah dan ibu lama dyo sedang bersama dengan Tuhan di atas sana, kini ayah dan ibu dyo lama sudah hidup dengan tenang di surga” jelas wanita itu dengan lembut. Ia mengatakannya begitu hati hati seolah olah ia tidak ingin membuat hatiku ini terluka.

“Di surga? Bukannya surga itu tempat bagi orang yang sudah tiada…” tanyaku lirih. “ Jangan jangan appa dan juga eomma….” Air mataku jatuh satu per satu. Aku merasa lemas, disitu aku kembali menangis, menangis dan terus menangis….

 

Flashback End~

 

 

Tak terasa kini aku sudah sampai di depan kelas. Aku masuk kedalam dengan santai.

Memang sih aku sudah telat dan seharusnya aku dihukum oleh dosen, tetapi aku tidak peduli dengan hal itu.Ini sudah menjadi kebiasaanku selalu telat datang ke kelas, karena sudah terlalu sering telat dosen itu pun sudah lelah untuk menghukumku. Cih, Do Kyungsoo ah tidak tapi Choi Kyungsoo kau memang hebat.

Kulihat sepertinya Donghae seongsaenim sedang meng-introgasi seorang murid baru di depan sana. Ah tidak justru seongsaenimlah yang di introgasi olehnya.

Ck, dia gadis yang pemberani, batinku sambil tersenyum tipis.

Aku kembali melajutkan perjalananku menuju bangku kelas..tiba tiba…

“Oe kau yang baru saja lewat!” Eoh? Apa dia baru saja memanggilku?. Yang baru saja lewat..itu kan aku. Lagipula untuk apa dia memanggilku.

Ku menoleh kebelakang, “Hmmm..?”

Ternyata anak baru tadi yang memanggilku. Ku tatap dia dari ujung rambut sampai ujung kaki.

Manis, dan juga pemberani. Hmm..tunggu dulu aku seperti pernah melihat gadis ini sebelumnya, tapi dimana? pikirku.

“Ehmm mengapa kau bisa masuk kelas begitu saja tanpa ikut dihukum sepertiku hah? Kau kan juga telat” Tanyagadis itu dengan nada tinggi.

Bukannya menjawab, aku malah memutarkan bola mataku ke sekeliling ruangan. Ahh aku malas menjawabnya.

Kulihat dia sedang protes ke dosen malas itu. Dari tampangnya sih sepertinya dosen itu sudah muak mendegar ocehan gadis itu.

“ Ya sudah kau yang ada disana cepat kemari!” tunjuk dosen itu kearahku

Aku pun menuruti perintah dosen itu. Sungguh aku benar benar malas melakukan ini. Aku menghembuskan nafas kasar.

Kuhampiri mereka berdua. Kini posisiku berada di samping gadis itu.

“Siapa namamu?” tanya Donghae seongsaenim.

“ Choi Kyungsoo imnida” Jawabku sambil melepaskan kacamata hitamku ini.

Sebelum dosen itu membuka mulutnya untuk memberikan ocehan tidak jelas, aku berbicara duluan.

Ne jeosonghamnida songsaenim, saya terlambat” Aku segera menjelaskan yang sebenarnya sebelum dosen itu menghujatiku dengan berbagai pertanyaan.

Aku menoleh ke samping, ku perhatikan gadis yang ada disampingku ini. Aishh mengapa gadis itu selalu menatapku. Matanya membulat dengan besar, kau tahu kini tampangnya seperti kelinci.

Tampaknya songsaenim sedang berbaik hati, dia mempersilahkan kami untuk duduk.

Ahh akhirnya..dasar pagi yang merepotkan batinku. Sebelum ku duduk, aku menatap gadis itu sekali lagi, entah kenapa setiap aku memandangi wajah gadis itu dia mengingatkanku pada seseorang.

Secara refleks, tanganku berpindah ke leher. Kupegang dengan erat kalung yang berliontin cincin milikku ini. Kalung yang selama ini tidak pernah kulepaskan dari leherku, aku tidak tahu mengapa hanya saja kalung ini seperti benang merah kasat mata yang menghubungkanku dengan seseorang diluar sana.

 

~~00~~

 

Author POV

 

“ Choi Kyungsoo imnida” Jawab namja itu sambil melepaskan kacamata hitamnya.

Min Hwa menatap dyo lekat-lekat. Otaknya terus berpikir, apakah itu dyo?

Setahu Min Hwa, namanya Do Kyungsoo bukan Choi Kyungsoo. Tetapi Min Hwa merasa namja itu adalah dyo,satu satunya namja yang berhasil meluluhkan hatinya sampai saat ini.

Songsaenim berbaik hati, beliau mempersilahkan Minhwa dan kyungsoo duduk. Min hwa pun duduk di bangku tengah, sedangkan kyungsoo duduk di belakang.

Selama pelajaran berlangsung, Min Hwa kurang fokus. Ia terus memikirkan si Kyungsoo tadi itu. Hingga akhirnya, waktu istirahat pun tiba. Min Hwa memutuskan memata-matai Kyungsoo.

Min Hwa buru buru merapihkan bukunya itu.

Ia berhenti sesaat, Min Hwa mencoba mencari orang yang tadi duduk di bangku belakang, tapi ia tak menemukannya. Saat pandangannya melewati pintu kelas, ia menemukan orang yang sedang dicarinya itu.

Tampak Kyungsoo sedang melangkah keluar kelas.

Uh aku harus cepat cepat sebelum aku kehilangan jejaknya aishh..batin Min Hwa sembari menggerutu sendiri.

Semenit kemudian, akhirnya Min Hwa selesai dengan pekerjaan merapihkan bukunya itu. Di raih tasnya itu. Ia langsung berlari menuju luar kelas.

Saat kaki Min Hwa hendak melangkah keluar kelas, tiba tiba dari balik pintu Min Hwa dikejutkan dengan kedatangan Ran Mi.

“HAYO MAU KEMANA?!” ucapan Ran Mi mengagetkan Min Hwa.

“OMO !” Min Hwa terlonjak kaget. Ia mengelus- elus dadanya itu. “Kyaa Ran Mi-ya!”

Ran Mi tertawa puas “ Ahahahha neo Min Hwa-ya kusarankan kau berkaca sekarang juga ne. Kau tahu, wajahmu kini persis seperti orang gila yang ada di dekat rumahku ne ahahha”, kesal dengan kelakuan sahabatnya , Min Hwa pun menginjak kaki sahabatnya itu dengan keras.

“Aaww!” Rintih Ran Mi. Ia mengangkat sebelah kaki korban injakan Min Hwa barusan. Dielus elus kakinya itu.

“Berani beraninya kau menyamakanku dengan orang gila!” Min Hwa bertolak pinggang. Ia memalingkan wajahnya dari Ran Mi sembari memanyunkan bibirnya.

“Eii Min Hwa-ya mian ne” Ran Mi mencolek pinggang sahabatnya itu. Ran Mi meloncat ke depan Min Hwa. “Mian..” ucap Ran Mi sekali lagi sambil memiringkan kepalanya.

“Huhh kau selalu saja menyamakanku dengan orang gila itu..”gerutu Min Hwa, “Ah jangan jangan…”Min Hwa menjentikan jarinya.

“Mmbb? Mwo?” Ran Mi terlihat bingung.

“jangan jangan KAU SUKA YA SAMA ORANG GILA ITU!” tebak Min Hwa sembari tangannya menunjuk Ran Mi. “Ah tidak salah lagi. Aisshh Ran Mi-ya mengapa kau tidak katakan saja padaku dari dulu jika kau memendam perasaan sama orang gila dekat rumahmu itu”

Kini telinga Ran Mi sudah sangat panas. Mukanya merah padam, ia pun mengepalkan kedua tangannya itu. “Park Min Hwa kau…” suara dan tampang Ran Mi saat ini persis seperti orang yang siap membunuh orang lain kapan saja.

“Saking sukanya sama orang gila itu, hampir setiap saat, kau menyebutkan kata ‘orang gila’ di ucapanmu” goda Min Hwa.

“Ishh cukup cukup, kau tahu candaanmu itu tidak lucu sama sekali Min Hwa-ya!” Ucap Ran Mi kesal.

“Ya salah sendiri kau mengejekku sebelumnya huee” Gadis itu memeletkan lidahnya. Ran Mi hanya cemberut.

Sedetik kemudian Min Hwa teringat akan sesuatu “Aigooo..dasar Min Hwa pabo!” Ia memukul kepalanya sendiri.

“Kenapa aku malah diam disini?? Bukankah aku ingin memata matainya aishh..” gerutu Min Hwa.

“Eoh memata matai? Kau berbicara apa sih ?” Tanya Ran Mi pada sahabatnya itu.

Mian Ran Mi-ya aku harus segera pergi ne” Min Hwa meninggalkan Ran Mi begitu saja.

“Heiii kau mau kemana?? Lalu kau ingin memata matai siapa?? ” Tanya Ran Mi setengah berteriak.

Min Hwa berbalik badan, karena jaraknya dengan Ran Mi cukup jauh, Min Hwa pun berteriak

Mian, aku tidak bisa memberitahumu sekarang ne. Aku janji akan menceritakan segalanya padamu besok pagi Ran Mi-ya, I’m promise PAIII..” sebelum Min Hwa melanjutkan pencariannya, ia menyempatkan diri untuk melambaikan tangan pada Ran Mi diujung sana.

Min Hwa akhirnya telah menghilang dari hadapan Ran Mi. Batang hidungnya juga sudah tidak terlihat.

“Huhh..” Ran Mi yang ditinggal sendirian hanya bisa menghembuskan nafasnya pelan. Saat ini ia begitu bingung dengan kelakuan sahabat kecilnya itu.

~~00~~

Min Hwa POV

 

“Dimana ya dia?” Sudah 15 menit lebih aku berkeliling gedung kampus. Tapi sampai saat ini aku belum menemukan sosok namja yang kucari.

“Aishh jika terus begini  bisa bisa aku stress” Ku acak acak rambutku ini. Aku sudah terlalu putus asa mencarinya.

Kakiku sudah tidak kuat untuk berjalan lebih jauh lagi, ya sudah kuputuskan untuk beristirahat sejenak.

Kulihat di depan kelas musik terdapat bangku kosong. Saking lelahnya, kakiku ini bergerak dengan sendirinya ke arah kursi itu.

Ah akhirnya..maaf ya pantat aku baru memberimu kesempatan untuk duduk sekarang hihihi..batinku. Ku terkekeh pelan.

Sebentar, apakah aku baru saja berbicara dengan pantatku sendiri? Aku pasti sudah gila. Yak Park Min Hwa kau sudah gila!

Disaat aku sedang meluruskan kakiku ini, tiba tiba aku mendengar sesuatu dari dalam kelas musik.

Suara ini.. hmm aku mencoba lebih seksama mendengarnya. Ini seperti nyanyian seseorang..pikirku.

Tapi itu tidak mungkin, sebab mana mungkin jam segini masih ada murid yang belajar di kelas ini. Seharusnya jam pelajaran musik sudah berakhir setengah jam yang lalu.

Aku mulai berpikiran yang aneh aneh, tubuhku merinding seketika. Keringat dingin mulai bercucuran. Ditambah suasana lorong depan kelas ini begitu sepi dan agak gelap. Ahh aku takut.

Tapi di sisi lain, aku pun penasaran dengan suara itu. Untuk menghilangkan rasa penasaranku ini, aku memberanikan diri untuk mengecheck kedalam. Ku telan salivaku ini.

Aku melangkah perlahan. Aku berusaha sebisa mungkin agar jangan sampai decitan sepatuku ini terdengar. Kau tahu, aku tampak seperti seorang maling kini -..-

Tapi apa boleh buat.

Grep

Ku pegang kusen pintu kelas musik itu. Pintu itu dalam keadaan terbuka. Aku memajukan posisi tubuhku ini lebih kedalam supaya bisa melihat isi ruangan itu.

Mataku melirik kesana dan kemari. Tapi aku tidak menemukan siapapun didalam sana. “Jika tak ada siapapun lalu suara barusan berasal dari mana..(?)”lirihku.

“Ah tidak tidak..”Otakku ini mulai ngawur, aku yakin pasti ada seseorang didalam sana.

Ku check sekali lagi. Dan ternyata benar! Ada seseorang disana lebih tepatnya dibalik piano itu terdapat seorang pria.

Pria itu sedang bermain piano sambil bernyanyi. Oh jadi nyanyian itu berasal dari mulut pria itu. Tanpa sadar aku terhipnotis oleh permainan piano milik pria itu.

Lagu yang dia mainkan begitu enak untuk didengar. Jiwaku serasa damai saat mendengar alunan musik ini.

Secara tak sengaja, mataku ini melakukan kontak dengan pria itu. Kulihat pria itu terkejut dengan kedatanganku. Matanya membulat dengan besar. Ia langsung menghentikan permainannya.

Begitu pula denganku, aku terkejut. Aku begitu panik. Pasti aku telah menganggunya, karena takut tertangkap basah, aku pun langsung bersembunyi dibalik tembok.

Selain pria itu mengetahui keberadaanku, ada hal yang lebih membuatku terkejut. Kalian tahu apa? Jawabannya adalah orang yang sedang memainkan piano itu.

Yap orang yang barusan bermain piano itu sama dengan orang yang sedang kucari cari saat ini.

“Ttee..ternyata dia disini” ucapku terbata bata.

Aku mencoba memastikannya sekali lagi. Aku ingin memastikan apakah itu benar benar dia?

Aku mengintip kedalam. Loh kok tidak ada siapa siapa disini? Kemana orang itu barusan? Bukankah beberapa detik yang lalu dia ada didalam sana?

Kini otakku yang ber IQ 165 ini mencoba menemukan semua jawaban dari pertanyaan pertanyaan yang membuatku penasaran.

Aku melangkah sedikit ke dalam. Disaat mataku ini sedang fokus melihat isi ruangan, tiba tiba dari belakang terdengar derap langkah seseorang.

Aku mematung seketika. Tak lama sebuah tangan mendarat di bahu kananku. Kini aku begitu ketakutan, ku pejamkan mataku.

Orang dibelakangku ini pun membuka suara…

“Apa yang kau lakukan disini?”…

 

TBC

 

Kyaaaaaaa chapter 4 nya finish juga. Yosh! Beuhh pasti lama beud ya. Hehhee mian. Jujur selama 1 minggu ini author keilangan semangat mengetik dan juga inspirasi. Jadi sekali nya ngetik paling Cuma 2 baris atau 3 baris  ==”

Terus di chapter 4 ini pasti kalian bingung kenapa banyak banget kata ‘Flashback’ ? Jadi begini karena rena udah kehabisan kata kata jadi rena sumpelin aja nih bagian kosong sama ‘flashback’ itu.

Hehehe lumayan kan :3

Maafin author juga jika di chapter ini kalian ga terlalu puas dengan ceritanya. Tidak ada scene yang spesial di chapter ini.. maaf ya ;w;

Aku janji deh di next chapter hubungan antara dyo sama minhwa bakal lebih dekat. Oh ya di next chapter juga rahasia rahasia FF ini mulai terbongkar 1 per 1.

Okeh ditunggu aja next chapternya, thanks before

Paiii \ ^3^/

8 respons untuk ‘FF “Stole My Heart (Chapter 4)”

    • Hmm jadi wkatu itu tuh dyo lagi dapet hukuman dari donghae songsaenim, hukumannya dia suruh ikut kelasnya hari ini bersama para murid baru. ya si dyo ga bisa nolak soalnya dia udah terlalu sering telat. Ya sekali kali dihukum ama dosen sialan itu ga apa apa lah :>

      Jadi begitu dehh x3. Luhan ya.. kamu ga nyadar di percakapan terakhir di chapter ini ya? di situ ada petunjuk tentang Luhannya loh.

Tinggalkan komentar